SMAN 17 Samarinda Gelar Webinar Terkait Pembelajaran di Masa Pandemi

Gambar : webinar
Sekolah Menengahi Atas (SMA) Negeri 17 Samarinda menggelar webinar dengan mengusung tema” Sinertigas Peran Kepala Sekolah, Pendidik, Orang Tua dan Komite dalam Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
Kegiatan itu digelar secara daring yang menghadirkan dua narasumber yakni Instruktur Program Guru Penggerak (PGP) Kota Samarinda Sri Mulyati dan Pengurus PGRI Kaltim Adjrin serta bapak ibu guru SMAN 17 Samarinda, orang tua siswa-siswi dan para siswa-siswi SMAN 17 Samarinda.
Kepala Sekolah SMAN 17 Samarinda Abdul Rozak Fahrudin menyatakan kegiatan webinar tersebut sebagai penyambung silaturahmi antara para murid dan orang tua siswa-siswi.
“Karena sudah dua tahun pembelajaran dilakukan secara online belum pernah bertemu dengan siswa dan wali murid,” ungkapnya saat menyampaikan sambutan melalui daring, Sabtu (7/8/2021).
Rozak sapaan akrabnya menegaskan dengan tema yang diusung pihaknya diharapkan tercapainya suatu tujuan dan pemahaman seluruh pihak yang terlibat guna mengetahui peran terhadap anak terlebih di masa pandemi Covid-19.
Jelasnya sebagai kepala sekolah yang perlu dilakukan pembelajaran secara online di tengah pandemi Covid-19 yakni membuat planning (perencanaan), organizing (proses), actualiting (menggerakkan), dan controling (mengontrol).
“Jadi bagaimana saya sebagai sopir bisa berkomunikasi dengan guru, wali murid , kemudian memberikan buku gratis kepada siswa agar memudahkan pembelajaran online ini,” jelasnya.
Tak hanya itu, setelah membuat perencanaan dirinya pun harus memastikan segala sesuatu yang telah direncanakan harus digerakkan oleh seluruh komponen yang ada baik itu bapak guru, wali murid bahkan oleh siswa. Sehingga, hal itu dapat tercapai.
“Jadi kita juga harus bekerja cerdas,” tegasnya.
Sementara itu, Instruktur PGP Kota Samarinda Sri Mulyati mengutarakan sinertigas adalah suatu bentuk sebuah proses interaksi yang dihasilkan suatu keseimbangan harmonis sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang optimal.
“Jadi kuncinya adalah komunikasi, kolaborasi, kerja sama dan gotong royong di antara semua kompenen yang ada,” tuturnya.
Menurutnya, untuk menghasilkan sesuatu yang harmonis dan optimal maka yang perlu berperan yakni pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Kedua sekolah sebagai pelaksana kebijakan. Ketiga, pendidik sebagai garda terdepan ujung tombak yang memberikan fasilitator ilmu. Keempat orang tua sebagai pendidik pertama dan utama di keluarga dan yang terakhir adalah anak sebagai pelaku pendidikan.
“Nah dari kelima itu semuanya harus sama-sama bersinergi membangun sinergitas yang saling menjalin koordinasi, komunikasi, kolaborasi, gotong-royong supaya di masa kondisi seperti ini bisa menahan diri dan tenang. Tidak saling menyalahkan,” urainya.